Langsung ke konten utama

Fade

langsung aja Bab 1 dari karanganku ini. Kalau belum baca prolognya bisa klik disini aja yak ;)
klo ada tulisan yang aneh atau aku nya yang salah ngetik, komen aja
Happy Reading :D




Bab 1
Angin berhembus dengan segarnya. Pemandangan sunset sangat terlihat jelas dari kiri jalan beraspal itu. Di samping itu, terdapat gadis dengan pakaian serba hitamnya sedang menyetir sebuah jip kecil berwarna hitam. Selain itu, ia mengenakan kaca mata hitam untuk menutupi cahaya sunset yang indah itu dari pandangannya. Tapi, ia merasa senang dengan adanya ini semua.
Angin masih berhembus dengan segar dari arah barat. Jalan aspal yang ia lewati adalah jalan alternatif untuk ke luar kota. Seharusnya jalan ini ramai karena pemandangan sunset yang indah, pantai di sebelah barat dengan ombak yang kecil sedang mengikis batu karang, dan juga angin laut yang benar-benar segar. Jalan ini biasanya digunakan oleh turis asing untuk berlibur melihat paronama indah di wilayah itu. Tapi sekarang jalan itu sepi dan hanya jip kecil berwarna hitam melaju di atasnya.
“Dulu, aku pernah diajak kakek ke sini.”, kata laki-laki itu mengenang masa lalunya. Ia mengenakan jas berwarna hitam dan tidak lupa kacamata hitamnya.
“Ya memang sudah lama sekali. Tapi, tempat ini membuat sejarah hidupku yang berarti.”, lanjutnya.
“Kau lebih baik dari dulu tinggal di daerah sini, katanya di sini menjual rumah tak cukup mahal bagimu.”, balas gadis itu sedang menyetir.
“Tidak bisa. Papa dan Mama pasti menolak ke sini walaupun mereka mau.”, jawab laki-laki itu.
“Sabar deh. Kalau urusan kita selesai dan jika kita bisa liburan, kita bisa menginap di penginapan di sana tuh.”, kata gadis itu sambil menunjuk penginapan di depannya dan baru saja ia lewati. “Itu adalah penginapan yang cukup murah tapi kualitas tetap dijamin deh.”, lanjutnya.
“Tunggu, maksudmu kita itu aku dan kamu gitu?”, tanya laki-laki itu dengan nada senang.
“Iya. Tapi jangan berpikir aneh-aneh. Jika kau dapat menyentuhku dalam liburan itu, satu peluru akan langsung nancep di kepalamu.”, jawab gadis itu sadis. Memang mengerikan untuk dibayangkan ditambah suara sadis dari gadis ini.
“Iya, iya.”, kata laki-laki lemas. Ia menyandarkan badannya lalu bertanya, “Mengapa di sini sepi sekali? Hanya kita saja yang melewat.”
“Ini mungkin tradisi orang sini. Aku tak mengerti banyak tentang adat orang di sini. Tetapi memang sedikit sepi kalau mau menjelang liburan gitu.”, jawab gadis itu sambil membenarkan kacamata hitamnya. Ia masih dalam menyetir jipnya.

Sampai di tengah-tengah hutan yang cukup lebat. Di dalamnya terdapat padang rumput yang sangat luas dan tepat di tengah-tengahnya terdapat sebuah istana besar. Itu sebenarnya adalah markas tetapi itu lebih condong ke istana karena besarnya dan desainnya seperti istana besar nan megah.
Dalam perjalanan ke istana itu tidak mudah. Tempat itu sangat terlindungi dan rahasia. Tempat yang hanya diketaui oleh anggota agen rahasia itu sendiri. Untuk memasukinya dan tidak harus menyasar di dalam hutan lebat, kalian harus mencari Pos 1 untuk melapor apa urusan kalian untuk memasuki hutan lebat. Setelah dipastikan kalau kalian boleh masuk, kalian harus sedikit berhati-hati saat memasuki hutan ini. Karena langit sudah menggelap, jadi sedikit sulit untuk mencari jalan yang telah dibuat khusus ke istana besar itu. Kalian akan berhasil sampai di pinggiran padang rumput yang di jaga Pos 2. Mulai di sana tempatnya menjadi terang karena sinar lampu yang sangat terang terpancar di sana. Lalu petugas hanya mengecek siapa itu, apakah anggota agen atau orang asing. Jujur mengapa tidak di Pos1, karena agar lebih efektif kalau di pasang di Pos 2. Jika terjadi apa-apa, Pos 2 sangatlah dekat dengan istana itu dan dengan segera bantuan akan segera datang. Bagaimana dengan Pos 3? Pos 3 adalah ladang itu sendiri. Di ladang rumput itu tertanam alat berbentung bulat dan pipih sebagai pengamat. Teknologi macam ini belum ada di dunia tetapi dari agen ini sudah membuatnya dan merahasiakannya. Selain itu, terdapat kamera pengintai dari luar istana dan dari beberapa pohon di sana. Ini sangatlah ketat dalam memasuki tempat itu. Jika kalian tertangkap adalah orang asing yang tak berkepentingan, kalian akan dihadang beberapa orang petugas khusus yang dibuat untuk menanyakan kepada kalian apa urusan kalian ke sini. Kalau benar-benar penting, kalian diperbolehkan untuk masuk dengan dikawal ketat agar tidak melakukan tidakan mencurigakan.
Tapi, karena gadis ini sudah cukup populer di agen ini, ia tak perlu untuk melapor ke setiap pos. Jadi ia melewati jalur alternatif yang lebih dekat. Jalur ini dibuat sangat membingungkan bagi yang orang yang sangat membenci namanya labirin. Karena gadis ini yang telah berulang kali melewati labirin itu dan berulang kali untuk menyasar juga, jadi ini hal yang biasa kalau dia menyasar dengan rekannya. Selain itu, jipnya sudah terpasang denga GPS dan dengan mudah untuk melewati labirin hutan itu.
Sampai di padang rumput dan memasukan jip ke dalam parkir VIP khusus langsung ke ruangan kerja, ia mengambil tas gendong kecilnya lalu turun dari jip diikuti dengan rekannya. Gadis ini bertubuh ramping dengan kaos tang top hitamnya yang ia tutupi dengan jaket kulit berwarna hitam pula. Jaket ini memiliki lengan sepanjang tiga per empat lengannya, karena gadis ini selalu menekuknya, panjangnya menjadi sampai ke sikunya. Dia juga memakai celana ketat hitam dan sepatu hitam faforitnya untuk mudah bergerak. Rambutnya yang ia kelabang menempel pada rambutnya, ia buat seperti itu agar rambut panjangnya tidak mengganggu dirinya. Dia sangat disiplin jika urusan seperti itu.
“Selamat petang, rekanku.”, sambutan dari seorang laki-laki yang mengenakan jas silvernya.
“Ya, itu seharusnya tak perlu kau lakukan. Kami hampir saja tersesat karena kau selalu ribut di telepon.”, jawab rekan dari gadis itu. Ia memberikan tas koper kecilnya itu ke laki-laki yang barusan menyambut mereka.
“Fiuh... lagian kamu juga, mengapa memanggil kami tiba-tiba?”, tanya gadis itu sambil meletakan tas gendongnya di kursi putar dekat mejanya. Ia mulai duduk di kursi itu.
“Tidak masalah jika kalian... ya... membolos lagi...”, jawab laki-laki itu ragu-ragu.
“Aku tidak mengerti maksudmu. Tapi yang jelas, aku ingin segera lulus dan serius dalam pekerjaanku.”, balas sang gadis dengan sedikit membentak laki-laki yang berdiri di depan layar monitor.
“Maaf, Mrs. Oliveira, anda akan menyetujui tugas yang akan ditugaskan pada anda.”, jawab laki-laki itu lalu duduk di kursi kosong dekat dengan monitor besar. Ia menyilangkan kakinya seperti anak perempuan. Meletakan tangannya di atasnya lalu berkata, “Ini tidak memerlukan banyak waktu, tetapi besok kalian akan berangkat dengan helikopter yang sudah disiapkan. Hanya dua sampai tiga hari saja. Aku akan selalu memonitor kalian dan akan memberikan informasi kepada kalian apa yang harus kalian lakukan.”
“Hal pertama yang ku benci darimu adalah jangan sok sopan deh. Mending panggil nama asliku aja. Gak usah pakai nama aneh itu.”, kata gadis yang dipanggil Oliveira itu menggerutu.
“Ya terserah saja. Baiklah, saya akan memanggil anda dengan nama asli nama anda untuk lain kalinya.”, jawab laki-laki itu dengan santainya. Sebelum dapat membalasnya, laki-laki itu berkata lebih serius, “Tidak banyak kata. Saya akan mengirimkan peta dan informasi dasar dari misi kalian ke dalam e-mail kalian dan kalian di perbolehkan untuk istarat mulai detik ini juga.”
“Kalian sebaiknya memang menjaga fisik. Dan gadis sniper seperti anda seharusnya mengganti jenis senapan anda untuk misi ini.”, lanjutnya sambil menunjuk ke arah Oliveira.
“Aku hanya selalu membawa paket A dari awal hingga akhir.”, jawabnya. Paket A adalah paket senapan yang akan dia gunakan. “Tapi, kalau kau ingin menambah daftar senapanku, tidak masalah.”, lanjutnya.
“Baiklah, menurut dari permintaanmu sendiri, anda mendapatkan tambahan senapan jenis shotgun.”, jawab laki-laki itu.
“Apa?!”, kata Oliveira tidak percaya. Ia bukannya senang tapi kecewa berat karena ia tidak bisa menggunakan shotgun secara benar. Kemungkinan menggunakan itu, misinya bakalan kacau balau gara-gara sebuah shotgun yang ia gunakan.
“Tidak, saya hanya bercanda. Saya menyiapkan model SMG dengan isi peluru tiga puluh sampai lima puluh. Anda dapat memilihnya satu.”, jawab laki-laki itu.
“Dan...”
Saat laki-laki itu mengganti pandangannya kepada seorang laki-laki yang tingginya hampir sama dengannya sedang asik dengan sebuah joystick di tangannya.
“Mr. Riicon?”, kata laki-laki itu.
“Sebentar, tuan Nicolas. Anda tidak mengerti situasi say...”, ia berhenti sebentar lalu berteriak dengan kerasnya. “Goooollllll....!!!” Mencetak angka gol saat pertandingan sepak bola di layar monitor itu membuat kegaduhan. Seharusnya situasi ini menjadi serius.
“Mr. Riicon, anda seharusnya memperlihatkan kepada Mrs. Oliveira untuk mempersiapkan segalanya. Karena anda adalah senior di sini dan sekaligus...”
“Iya, Tuan Nicolas. Berhentilah memanggilku dengan nama keluargaku.”, putus Riicon.
“Lebih baik aku keluar saja.”, kata Oliveira yang menjadi bete akibat perdebatan tidak mutu akan terjadi. Oliveira sudah bosan mendengar perdebatan yang sama saat ia memasuki ruangan kerjanya. Ia memutuskan untuk keluar dan melihat-lihat sekitar istana dari lantai atas sendiri, tepatnya di atapnya. Ia lebih suka berbaring di sana, menikmati angin malam dan melihat bintang-bintang yang sedang mengedipkan sinarnya. Ia lebih suka di sini dari pada di ruangan kerjanya yang isinya hanya perdebatan terus tanpa ujung dan akhirnya perdebatan itu hanya berputar seiring jalannya waktu.
Pintu telah ia tutup dari luar. Ia mulai bergeletak ia atas atap sambil menikmati udara dingin dan melihat bintang-bintang. Tapi karena sedikit mendung, bintang-bintang yang seharusnya menjadi tontonannya di sini menjadi remang-remang tak terlihat sama sekali karena tertutup awan mendung. Ia akhirnya meutup matanya dan membayangkan masa depannya. Ia lulus dari sekolahnya, terus melanjutkan ke perguruan tinggi, lalu bekerja dalam misi rahasia, lalu kalau ia sudah tertarik dengan laki-laki mungkin ia akan menikahinya dan mempunyai anak, cucu, dan...
Suara serak basah dari suara yang sering ia dengar mengacaukan bayang-bayangnya. Ia mencari arah suara itu. Dan ia melihat laki-laki sebagai rekannya sedang berdiri di depan pintu. “Ada apa?”, tanyanya.
“Sebentar lagi hujan. Itu kata Tuan Nicolas. Karena cuaca tahun ini kacau jadi musim panas ini terasa seperti musim hujan.”, jawabnya lalu memandangi langit.
Dengan segera gadis itu berdiri dan berjalan masuk dan meninggalkan atap sebagai tempat kesayangannya. Setidaknya aku harus mandi dahulu. Itulah yang terpikir dibenaknya.
Melewati koridor yang cukup panjang untuk sampai ke kamarnya. Ia harus menginap di istana ini sebelum memulai misi yang membutuhkan beberapa hari. Kamar mewah ia dapatkan lengkap semua dengan fasilitasnya termasuk kamar mandi pribadi. Kamarnya seperti kamar hotel VIP berbintang lima. Ia seperti spesial di agen itu.
Istana ini memiliki lima lantai dan ruang bawah tanah. Di lantai satu hanya berisi ruang kerjanya yang juga terhubung ke ruang bawah tanah, ruangan pembagian misi dan ruangan-ruangan sebagai kamar anggota yang bertugas hampir dua belas jam dan mereka tinggal di sana selamanya sampai masa pensiun mereka. Di lantai dua adalah ruangan untuk rapat para pengurus agen. Dia tidak termasuk pengurus tetapi rekan laki-lakinya adalah pengurus agen tidak aktif, karena dia sering keluar untuk misi. Selain itu, lantai dua ini sering untuk mengeksperimen kimia dan fisika, seperti tempat para ilmuan fisika kimia dan tempat para dokter-dokter khusus untuk memeriksa anggota agen. Di lantai tiga adalah tempat untuk melepas lelah para anggota yang selesai dari misi. Lantai ini berisi kafe kecil dengan pelayan kafe yang prefesional semuanya. Ya tempat ini hanya untuk makan dan minum dan bersenang-senang. Di lantai empat kebanyakan sebagai kamar para anggota agen. Semua kamarnya seperti kamar hotel kelas tinggi dan kebanyakan anggota agen pula yang tertarik untuk lebih lama tinggal. Di lantai lima hanya berisi ruangan pengintai. Pos 1 dan 2 dapat di lihat dari lantai lima. Lantai lima ini benar-benar tertutup dan gelap. Tapi, jika ingin berjalan-jalan cukup melewati koridor yang telah dibuat khusus untuk menuju ke atap yang luas dan kosong itu. Tapi siapa juga yang menyukai melihat pemandangan hutan lebat dan biasa dari atas atap? Hanya beberapa anggota saja yang tertarik. Di lantai bawah tanah, hanya berisi senapan dan senjata-senjata rahasia yang tersimpan. Para ilmuan yang mendesainnya juga bekerja di lantai itu. Dua ruangan khusus itu hanya dibatasi oleh koridor sempit yang hanya bisa dilewati satu orang.
Gadis yang dipanggil Oliveira ini berjalan menuju ujung koridor yang di sana terdapat dua lift. Karena hari itu kebanyakan anggota di sana, jadi cukup ramai juga dan cukup lama untuk mengantre lift. Hendak menekan tombol di antara kedua lift itu, sebuah tangan menyentuh bahu kanannya. Jika musuh di lantai lima adalah mustahil jadi itu mungkin anggota yang mengenal dirinya atau rekannya yang tadi memperingatkan dirinya.
“Ada apa?”, tanya singkat gadis itu.
“Ehm... kau tau kalau aku ingin mengajakmu makan malam.”, jawab laki-laki itu. dengan tidak senang, gadis itu menyikut perut rekannya.
“Tidak!”, katanya ketus. Ia lebih suka untuk minum kopi hangat dan beberapa kue manis faforitnya. Ia sering memesan itu dari pada makanan berat.
“Auw!”, kata laki-laki itu kesakitan. “Kan enak makan bersama rekan kerja sebelum misi.”, lanjutnya.
“Hmm?”, berdesis sambil melirik laki-laki itu dengan lirikan dinginnya.
“Ya sudah jika kau tak ingin. Aku bisa makan sendirian, kok.”, kata laki-laki itu menjadi bete akibat ia ditolak.
Gadis itu hanya bisa memutar bola matanya. Lalu ia menekan tombol di antara kedua lift itu. Lampu putih terang di atap setiap koridor tiba-tiba berubah warna menjadi merah terang. Itu menghetikan tangan kanan Oliveira untuk menekan tombol lift. Lalu suara seorang perempuan yang lembut terdengar,
“Penyusup, penyusup sudah melewati Pos 2. Para anggota diberi waktu kurang lima menit untuk sampai di ruang bawah tanah dan akan menaiki kereta bawah tanah yang akan menuju ke markas rahasia pusat. Sistem khusus akan menghadang penyusup tidak lebih dari lima menit dari sekarang.”
Kata-kata itu diulang dua kali. Dan tanpa pikir panjang gadis bernama Oliveira berlari menuju tangga darurat yang terdekat untuk turun ke lantai satu yang tepatnya di kantornya untuk mengambil peralatannya yang ia bawa dari rumahnya. Tidak lupa laki-laki rekannya mengikutinya dari belakang. Mereka berdua tidak memakai lift karena itu akan menghambat mereka dalam ketergesaan ini. Sedangkan petugas-petugas khusus di istana itu akan menggunakan lift khusus yang di buat bagi mereka untuk kabur ke ruang bawah tanah yang telah terhubung ke ruang bawah tanah markas pusat.
“Olive, jika kita ikut kereta bawah tanah kita pasti tidak dapat tempat. Karena rata-rata anggota di menerima misi untuk besok.”, kata Riicon dalam berlari.
“Aku sudah memikirkan untuk kabur menggunakan jipku menuju markas utama. Dan aku tau ini akan terjadi cepat atau lambat.”, jawabnya.
“Kau gila?! Apa kau yakin melakukan itu? Kita pasti akan tertangkap oleh penyusup itu.”
“Tidak! Karena kita memiliki lima menit.”, kata gadis itu tetap ngotot. “Itu terserah kau untuk ikut aku atau mengantre tidak jelas di bawah tanah.”, lanjutnya.
“Aku harusnya selalu ikut denganmu karena kau adalah rekanku. Tapi di sisi lain, aku mendapat tempat VIP khusus untuk diriku, sedangkan kau tidak mendapatkan itu.”, balas laki-laki itu yang masih berlari. Gadis itu diam dan masih berlari dengan semua kekuatannya berlari untuk menuruni tangga. Ia ingin menyimpan tenaga cukup untuk berlari bukan untuk mengobrol. Jadi ia menutup mulutnya dan mempercepat langkahnya.
Hampir dua menit berlalu ia sudah tiba di kantornya. Ia mengambil tas hitamnya dan peralatan yang lainnya untuk perjalanan jauhnya lalu meletakan itu semua di atas jipnya. Nicolas yang bekerja sebagai asisten di kantornya ternyata sudah mempersiapkan segalanya untuk kabur dan ia tidak ada di kantor tapi ia meninggalkan pesan video call di e-mail Olive dan Riicon. Hanya tinggal tiga menit tersisa untuk kabur dari tempat. Riicon masih mengutak-atik komputer untuk menghapus file data yang ternyata lupa dilakukan oleh Nicolas. Di sisi lain, Olive menghidupkan mesin jipnya yang sebelumnya ia atur agar jip itu tidak mengeluarkan suara dan dapat melaju dengan kecepatan luar biasa. Jip milik Olive ini sudah dirancang agar dapat digunakan dengan kecepatan maksimal yang luar biasa dan dapat mengurangi suara keras.
Selesai file data terhapus, Riicon berlari menaiki jip yang telah dihidupkan itu lalu mengambil pistol dari kantong kanan jas hitamnya lalu mengarahkan pada sebuah tombol agar hidup. Pintu gara terbuka dengan cepatnya dan tidak mengeluarkan suara apapun. Hanya terdengar suara kecil dari jip Olive yang ia hidupkannya. Lalu ia menginjak pedal gas dan ia melaju dalam kecepatan yang luar biasa cepat menuju ke dalam hutan.

Sekitar tiga menit berlalu, mereka sudah tiba di tengah hutan dan Olive mulai memperlambat jalan jipnya. Di dalam perjalanan itu mereka hampir menabrak banyak pohon dan itu sangat berbahaya jika terjadi. Bukan hanya mereka akan terluka, tetapi mereka juga akan tertangkap oleh penyusup dengan cepat. Selain itu, tabrakan yang akan terjadi itu dapat membuat bekas tanda dan mereka mungkin juga akan segera ditemukan kecuali Olive terus berjalan di labirin hutan itu tidak tersesat.
“Maaf, mungkin ketua akan memarahi ku karena membawamu tidak aman.”, kata Olive sambil menyetir.
“Tidak masalah. Aku di sini sebagai rekanmu dan aku harus bersamamu...”
“Tidak dalam sekolah!”, putus Olive kesal.
“Iya deh... terserah.”, balas Riicon mulai menyerah. Olive hanya tersenyum kecil padanya.
Mereka berhasil keluar dari hutan dengan waktu kurang dari sepuluh menit. Lalu Olive langsung mengambil jalan aspal dan membuat bekas tanda jejak pada jalanan.
“Sebaiknya kita mampir ke sana dulu.”, kata Olive sambil mununjuk sebuah montel terdekat. “Kita harus membersihkan jejak ini.”, lanjutnya. Ia lalu berbelok ke kiri dan memarkirkan jipnya di parkiran.
“Kenapa harus di montel?”, tanya Riicon mengeluh. Olive turun dari jipnya dan tidak ingin menjawab pertanyaan dari rekannya. Ia berlari mencari selang yang telah menancap pada ledeng.
Gadis ini sangat sigap dalam berbagai hal. Ia sudah merencanakan semuanya dalam perjalanan keluar dari hutan. Ia mengambil selang yang cukup panjang itu, lalu membersihkan jipnya lari lumpur dan tanah di hutan itu yang menempel di jipnya.
“Ada yang bisa saya bantu?”, tanya petugas dari montel yang melihat kesibukan Olive membersihkan jipnya. Olive tidak sempat untuk membalas pelayan laki-laki itu tetapi Riicon turun dari jip lalu menjawabnya,
“Maaf. Kami hanya ingin membersihkan jip kami yang kotor.”
Suara batuk buatan dari Olive menyindir Riicon saat ia berkata ‘jip kami’. Riicon menggaruk-garuk kepalanya lalu mengeluarkan beberapa lembar uang.
“Ini untuk biayanya. Jika gratis anda dapat mengambilnya sebagai ucapan terima kasih.”, katanya sambil memberikan lebaran uang itu kepada pelayan laki-laki itu.
Laki-laki itu mengenakan seragam pegawai montel itu yang berwarna putih dan dengan celana jins panjang birunya. Ia menerima uang itu dan menghitungnya lalu mengembalikan uang itu ke Riicon.
“Maaf, kebetulan di montel ini terdapat tempat untuk membersihkan mobil. Anda bisa membawanya ke belakang montel. Dan itu tidak jauh. Dan saya tidak bertugas dalam administrasi.”, katanya.
“Itu terlalu lama.”, kata Olive yang sudah selesai dengan pekerjaan sibuknya. “Anda harus menerima uang kami sebagai ucapan terima kasih kami karena telah memberikan tempat untuk kami membersihkan jip saya ini. Dan terima kasih juga tawarannya.”, lanjutnya dengan nada sopannya. Itu adalah keahlian khusus miliknya untuk memanipulasikan orang.
“Anda bisa ke administrasinya dan berkata dengan jujur. Atau saya akan memberikan rekaman ini.”, lanjutnya lagi sambil memberikan tape radio.
“Ini...”
“Ya ini adalah tape radio yang aku rekam sejak aku sampai di sini. Aku meletakan ini di sini.”, jawabnya sambil menunjukan tempat di atas jip yang dekat dengan mereka berdiri. Rekannya menjadi terkejut dengan persiapan rekannya. Ia sudah menduga-duga hal ini akan terjadi.
“Terima kasih sudah berkunjung.”, kata pelayan itu ramah lalu tersenyum. Olive menganggukan kepalanya lalu tersenyum juga. Setelah itu ia naik ke atas jip bersama rekannya yang duduk di sebelahnya.
Ia menghidupkan mesinnya lalu berjalan menjauh dari montel itu lalu menuju ke markas besar yang sangat jauh dari tempat mereka berada.


Next

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cara Menonton Urutan Danganronpa Anime Series dengan Benar

Halo minna-san tachi… Di sini aku mau bahas anime yang aku tonton baru-baru ini. Sebenarnya memang sudah lama keluar tapi aku mengurungkan niat tidak menonton karena awal dari animenya membingungkan. Tapi, saat menontonnya lagi dengan cara yang benar, akhirnya aku paham alur ceritanya dan menarik perhatianku. Danganronpa 2 the animation, yang diambil dari serial game dan light novel, adalah anime keluaran tahun sekitar 2014. Itu adalah anime season 1 yang entah bagaimana ditulis 2. Aku ingat pertama kali menonton anime ini saat aku masih SMA dan aku langsung suka dengan animenya karena menurutku konflik yang diberikan cukup unik dan menantang. Bagaimana tidak? Kau terkurung di sebuah sekolah dan disuruh untuk membunuh teman-temanmu agar kau bisa lulus? Otak dalang ini emang gila bagi yang merasa kalian normal, namun di sinilah sisi menariknya. Anime ini memberikan kesan misteri yang perlu dipecahkan secara perlahan-lahan. Tidak hanya kasus pembunuhan yang terjadi, namun juga ...

Terkesan dengan Kata-kata

Yosh... aku mulai sekarang... (pembaca bingung?) well, akhir-akhir ini aku lebih sering nonton film, ngetik, baca, ngetik, dengerin musik sambil ngetik, dan yang paling parah adalah aku selalu ngimpiin hal yang aneh saat aku tidur. tapi apa manfaatnya? jawabnya adalah BANYAK! semuanya jika dikumpulkan jadi satu, um... jadi sebuah cerita yang indah dan tidak pernah ada.... semuanya itu sungguh luar biasa. aku selalu mendapatkan inspirasi dari satu kalimat atau lebih yang terdiri dari kata-kata yang indah. biasanya hal yang berbau romantis atau hal yang tidak pernah kudengar sebelumnya. contoh  : "Aku tahu kamu sudah memiliki seorang pangeran, tapi apakah kamu tidak memerlukan seorang kesatria?" -kutipan dari novel Vampire Diaries The Return: Midnight, Damon Salvatore to Elena Gilbert- katanya sih, dia ngomong gitu karena kisah tentang seorang ratu yang egois mencintai dua orang sekaligus, yaitu rajanya dan kesatrianya. bisa diartikan (jika kalian tahu cerita Vampire Diarie...

Daftar Pemenang Festival Film Bandung

Kategori Film Terpuji 1. TANAH SURGA KATANYA 2. HABIBIE & AINUN 3. GENDING SRIWIJAYA 4. 9 SUMMERS 10 AUTUMS 5. 5 CM   ( Winner ) Kategori Pemeran Utama Pria Terpuji 1. Vino G. Bastian dalam MADRE 2. Agus Kuncoro dalam GENDING SRIWIJAYA 3.  Reza Rahadian  dalam HABIBIE & AINUN   ( Winner ) 4. Tio Pakusadewo dalam RAYYA CAHAYA DI ATAS CAHAYA 5. Adipati Dolken dalam SANG MARTIR Kategori Pemeran Utama Wanita Terpuji 1.  Julia Perez  dalam GENDING SRIWIJAYA  ( Winner ) 2.  Bunga Citra Lestari  dalam HABIBIE & AINUN 3. Lana Nitibaskara dalam AMBILKAN BULAN 4.  Acha Septriasa  dalam TEST PACK  ( Winner ) 5. Laura Basuki dalam MADRE 6. Agni Prastistha dalam CINTA TAPI BEDA Kategori Pemeran Pembantu Pria Terpuji 1. Igor Saykoji dalam 5CM 2. Fuad Idris dalam TANAH SURGA KATANYA 3. Alex Komang dalam  9 SUMMERS 10 AUTUMNS  ( Winner ) 4. Mathias Muchus dalam GENDING SRIWIJAYA 5.  Reza ...