Langsung ke konten utama

Happy B'day Alicia :D

sebelumnya aku ingin mengucapkan selamat ulang tahun kepada Alicia Bryant yang sekarang berumur 18 tahun. Aduh... dia memang satu tahun lebih tua dariku dan aku tidak sopan membicarakannya. Bagaimana lagi, Calvin yang minta kepadaku untuk menuliskan pengalamannya ini. Disaat Alicia berulang tahun ke 18 tahun, kejadian buruk terjadi. Langsung baca aja ya...

Duduk dengan bersandar dan mencoba tenang, itulah yang dilakukannya untuk mengurangi ketegangannya. Sudah hampir tiga menit dia duduk dengan sedikit gemetaran di kursinya. Hanya tinggal beberapa menit lagi pesawat akan lepas landas dan dia harus menunggu kurang lebih satu jam untuk sampai di Pontianak. Tenang, batinnya, dia akan sampai satu jam lagi.
Kali ini dia sangat beruntung dengan tempat duduknya yang tidak berada di samping jendela pesawat yang selalu membuatnya merinding ketakutan. Tapi tempat duduknya masih dekat dengan jendela dan dia masih bisa melihat sayap pesawat. Dia menghela nafas melihat kondisinya sendiri. Sejak dahulu dia selalu duduk di dekat jendela yang berpas-pasan dengan sayap pesawat. Itu yang selalu membuatnya ngeri dan ketakutan di dalam pesawat. Dia sering sekali merepotkan para pramugari yang sering menenangkan dia dengan berbagai hal. Padahal dia tidak suka kalau dia merepotkan orang lain, dan sekarang dia akan mencoba menutupi ketakutannya.
Pesawat akhirnya lepas landas. Getaran tubuhnya mulai menjadi-jadi. Dia mulai mengingatkan dirinya sendiri untuk tenang dan tenang.
Seorang pramugari datang kepadanya.
“Ada yang bisa saya bantu, Miss?” tanya pramugari itu kepadanya.
“Aku sedikit mual.” Jawabnya dengan bergetar.
“Anda ingin kantung muntah?
“Tidak.” Jawabnya masih dengan bergetar.
Tiba-tiba ada yang memanggil pramugari itu dari depan. Seorang penumpang lain meminta bantuannya.
“Saya permisi sebentar, jika ada apa-apa nanti bisa panggil saya atau teman saya.” Katanya lalu pergi.
Seorang pramugari pergi tapi seorang pramugari lain datang.
“Permisi,” katanya “Sir, kopinya sudah siap.” Itu bukan untuknya tapi untuk penumpang lain yang duduk di sampingnya.
Dia tidak tahu siapa yang duduk di sampingnya itu karena sejak dia masuk dan duduk di kursinya, orang di sampingnya itu sudah duduk dan tidur sambil menutupi dirinya dengan sebuah jaket. Dia melirik kepada orang itu yang langsung membuka jaketnya. Kemudian di singkirkan jaket itu ke pangkuannya.
Apa-apaan ini? Pikirnya kesal.
“Terima kasih.” Kata orang itu sambil menerima secangkir kopinya. “Dan tolong beritahu saya sepuluh menit sebelum pesawat akan mendarat.” Terusnya lalu menyeruput kopinya satu teguk. Setelah itu dia letakan di atas meja di depannya dan menutupi dirinya dengan jaketnya lagi sambil berkata terima kasih kepadanya. Memang orang yang aneh.
Dia menarik jaket itu.
“Michael! Apa yang kau lakukan di sini?” tanyanya sedikit teriak dan sepertinya ketakutannya pudar seketika.
“Jangan ganggu aku, Alicia.” Balas orang itu atau Michael dengan sedikit kesal sambil menarik jaketnya kembali lalu menutupi diri.
“Kau ingin ke Kalimantan? Mengapa?” tanyanya lagi.
“Alasanku datang ke Kalimantan sama denganmu. Kau khawati dengan Calvin, benar? Dia memang kecelakaan tapi percayalah kepadaku bahwa dia baik-baik saja. Selain itu aku ada urusan pekerjaan di sana.” Jawab Michael di balik jaketnya.
“Kau bilang alasan yang sama denganku.” Tuntut Alicia lebih jelas.
“Alasanku adalah Calvin.” Jawab singkat Michael yang masih menutupi dirinya di balik jaketnya.
“Ada hubungan apa kau dengannya?” tanya Alicia lagi.
Kini Michael membuka jaketnya dan wajah pucatnya terlihat oleh Alicia. Dia terkejut, tentu saja, melihat wajah Mike yang pucat itu. Ini untuk pertama kalinya dia melihat Mike pucat seperti itu.
“Agen,” jawab Mike. “Dia dan aku adalah agen utama organisasi. Aku harus memastikan dirinya dahulu.” Terusnya.
“Calvin adalah agen utama?” Alicia terkejut sendiri mendengarnya.
Sekitar tiga tahun yang lalu, dia bekerja sebagai rekan kerja Calvin sebagai agen lapangan. Pekerjaan itu sulit dan nyawa hampir menjadi taruhannya. Hidupnya tak aman di luar sana jika dia tidak berhati-hati. Tapi dia sudah keluar alias dipecat sekitar lima bulan yang lalu, dimana waktu itu dia sedih karena Calvin meninggalkannya. Karena kesendiriannya yang terus dia lalui dalam kesedihannya, dia dibawa Michael ke Amerika dimana orang tuanya tinggal dan bekerja di sana. Tidak disangka tempat yang tidak pernah dia datangi itu menjadi tempat tinggalnya, dan di sana banyak sekali orang yang bisa menjadi temannya. Semua saudaranya ada di sana.
Dia disambut baik oleh mereka semuanya. Dan mereka selalu menemaninya setiap saat. Tidak luput satu detikpun dia rasakan dengan banyak teman. Dia bersyukur akan hal itu semuanya. Tapi, ada satu yang dia pikirkan dan sedihkan. Dia memikirkan Calvin? Apakah laki-laki itu bisa merasakan apa yang dia rasakan waktu itu? Banyak orang disekitarnya dan mereka semuanya tidak membiarkannya kesepian, tapi Calvin… dia kasihan dengan laki-laki itu yang tidak punya teman kecuali dirinya dahulu. Tapi sekarang mereka berpisah karena Calvin lah yang meninggalkannya sendirian di dalam hidupnya.
Michael yang duduk di sampingnya mulai serius mencari sesuatu di saku celananya. Sepertinya laki-laki itu tengah tidak bisa konsentrasi karena kondisi tubuhnya yang masih kurang baik. Alicia melihatnya karena merasa dia diabaikan.
Akhirnya Mike menarik tangannya dan telah menemukan benda yang dicarinya. Benda itu adalah sebuah suntikan dengan cairan penuh berwarna kuning keemasan. Alicia merasa dia pernah melihat suntikan itu sebelumnya, bukan, maksudnya dia merasa pernah melihat cairan yang ada di dalam suntikan itu. Cairan kuning keemasan seperti sebuah serum yang pernah Calvin suntikan kepada dirinya tapi itu hanya menusuknya beberapa saat lalu melepasnya tanpa menekan suntikan itu. Dia mulai teringat itu dan saat dia hendak bertanya, Mike langsung menyuntikan dirinya dengan serum itu di dalam tubuhnya sampai habis. Kemudian disimpannya bekas suntikan itu.
“Obat apa itu Mike?” tanya Alicia setelah Mike selesai dengan urusan medisnya.
“Obat yang bisa membuatku bertahan sementara. Sial! Aku memang benar-benar lelah!” Katanya.
“Jika kau lelah mengapa kau tidak istirahat saja di rumah?”
“Itu pekerjaanku dan jangan beri aku saran karena itu percuma. Saran tidak akan berguna bagi agen utama sepertiku. Dan kusarankan kau saja bahwa kau sebaiknya pulang saja. Kau seharusnya tidak ada urusan pekerjaan di Kalimantan. Bukannya Riicon mengusirmu empat bulan yang lalu.”
“Mereka tidak akan mengusirku jika aku berkata bahwa—“
“Kau memanfaatkan jabatan orang tuamu. Sungguh bodohnya dirimu, Alicia. Walaupun kau menggunakan nama keluargamu yang kau tinggikan itu, kau memang boleh masuk rumah itu tapi apa kau bisa bertemu dengan Calvin? Aku yakin dia akan menghindar darimu.” Putus Mike.
“Dia sedang dirawat, Mike.” Kata Alicia membenarkan bahwa Calvin tidak akan menjauh dari dirinya karena dia sedang opnam.
“Iya, memang benar. Dengan melihat kondisi itu aku belum puas karena membuatmu sendirian sambil menangis sedih. Laki-laki itu memang brengsek, kan?”
Alicia diam. Dia memikirkan apa yang baru saja dikatakan oleh Michael kepadanya. Mengapa Mike mengatakan itu? Apakah ada alasan lain mengapa Mike ingin menjaganya? Ini memusingkan apalagi kata cinta muncul di benaknya. Dia jadinya ingin memukul-mukul kepalanya sendiri setelah kata itu muncul di dalam pikirannya.
Jika dilihat-lihat secara fisik, Michael memang tampan. Sangat tampan baginya tapi ketampanannya tidak tertandingi oleh ketampanan Calvin, tentu saja karena Alicia pernah berpacaran dengan Calvin sehingga baginya seperti itu. Mike memiliki mata hijau yang indah. Itu menjadi image yang bisa menjadi unggulannya tapi bukan hanya itu. Rambutnya yang pendek dan lurus serta halus (Alicia sebelumnya tidak percaya kalau rambut Mike bisa sehalus seperti miliknya) itu dipotong cepak sebelum natal kemarin. Tulang hidungnya panjang dan sempurna, itu menambah kecocokan tulang pipinya dan bibirnya tipis seperti miliknya. Hampir seperti perempuan Mike itu karena bibirnya tapi itu tidak menjadi penghalang dari ketampanan malaikat ini. Benar, malaikat. Alicia membayangkan malaikat yang seperti Michael. Dia akhirnya menyimpulkan bahwa Mike seperti seorang malaikat. Seperti namanya, Michael, seorang malaikat penjaga.
Bukan hanya wajah saja yang membuatnya tampat seperti malaikat, tapi juga tubuhnya yang tegap dan gagah itu. Suatu saat dia pernah mengintip Mike yang sedang bertelanjang dada saat malaikat itu sedang berenang mengisi jam kosong dari pekerjaan. Tubuhnya seksi, baginya, mirip seperti Calvin. Dan warna kulitnya yang putih.
Walaupun kulit Mike tampak terlihat putih tapi jika dilihat baik-baik bentuk wajah Mike lebih condong ke timuran, mungkin lebih tepatnya adalah Asia. Iya, Mike punya itu. Wajah ketimurannya yang sebenarnya sehingga penyamaran sebagai murid di sekolahnya dahulu tidak terbongkar.
“Apa yang kau lihat, Miss Bryant?” tanya Mike karena dia merasa terganggu dengan tatapan seorang gadis.
“Tidak.” Alicia langsung membuang wajahnya.
Mike tersenyum jail.
“Kau membayangkan aneh-aneh tentangku ya?” katanya.
“Ah, tidak juga.” Jawab langsung Alicia yang wajahnya sudah memerah seperti buah apel Washington.
“Atau kau membandingkanku dengan Calvin?” tebak Mike yang makin tersenyum jail kepada Alicia.
“Tidak.” Jawab singat Alicia.
“Oh, jadi begitu. Lalu mengapa kau menatapku dengan penuh arti tadi? Apa kau berpikir bahwa aku memiliki perasaan untukmu? Kalau boleh kujawab, aku memang memiliki perasaan tersembunyi kepadamu.” Senyuman jail Mike memudar menjadi keseriusan.
Mendengar itu Alicia langsung menatap Mike dengan terkejut dan ditemani dengan meronanya wajahnya. Jantungnya berdetak makin kencang  dan kencang. Dia menunggu jawaban terus dari Mike yang membuatnya makin ingin tahu secepatnya. Ini memang tidak biasa baginya apalagi dahulu seseorang yang pernah menembaknya tidak sampai seperti ini jadinya, ini pertama kalinya dia sampai seperti ini.
Mereka bertatap-tatapan dalam pikiran masing-masing. Alicia makin gugup saja karena dia merasa bahwa akan ada yang menyatakan cinta kepadanya. Tapi dia tidak tahu pada akhirnya. Perasaan entah darimana membuatnya semakin wajahnya semakin dekat dengan Mike, begitupun malaikat itu. Kedua mata Alicia menjadi sedikit sayu dan dia siap untuk memejamkan kedua matanya. Dia akan berciuman dengan Mike, itulah yang dipikirkan sekarang. Tapi ternyata tidak!
Mike mencium keningnya dan kemudian malaikat itu pergi.
Jantung Alicia semakin kencang dan kencang saja. Mungkinkah dia telah menemukan cinta baru? Apakah dia sudah tidak mencintai Calvin lagi? Tapi apakah dirinya pantas untuk Mike? Dia menjadi rendah diri melihat dirinya yang baginya biasa-biasa saja. Dia tidak spesial seperti Mike. Dia hanyalah gadis biasa, tidak lebih.
Memikirkan apa yang baru saja terjadi dengannya membuatnya lupa akan kenyataan yang dirasakan sebelumnya. Seluruh ketakutannya lenyap begitu saja karena perasaan baru muncul di dalam hatinya.
Setelah pesawat mendarat dan dia mulai turun dari pesawat, dia masih memikirkan apa yang terjadi di dalam pesawat tadi. Kecupan mesra diberikan Mike kepadanya di keningnya. Itu membuatnya merasa kalau dia tidak akan mencuci wajahnya sampai dia lupa akan kejadian tadi, tapi masalahnya adalah dia tidak tahu kapan dia akan melupakan ini.
Sampai di dalam bandara pun dia masih memikirkan itu sendirian. Dia berjalan keluar setelah pengecekan ulang sambil tersenyum sendirian. Wajahnya masih memerah dan hatinya terasa memulai untuk berbunga-bunga. Tapi keasikannya berpikir tentang betapa indahnya di dalam pesawat tadi, dia tidak tahu kalau ada orang yang sedang mengamatinya. Dan saat Alicia berada di luar bandara mencari sebuah taxi, orang itu bertindak menculik Alicia.
***
Alicia membuka kedua matanya yang terasa berat. Kepalanya sangat pusing sekali setelah dia membuka kedua bola matanya. Berjam-jam dia tidak sadarkan diri dan sekarang dia sedang duduk di kursi kayu tapi dia tidak bisa bergerak. Kedua tangannya dan kakinya terikat dengan sangat kuat sehingga tidak ada satu mili dia bisa menggerakan anggota badannya. Matanya langsung terbuka lebar setelah menyadari hal itu.
Dia terus mencoba untuk membuka ikatan pada tangannya dahulu tapi itu tidak berhasil. Tangannya tidak bisa bergerak sama sekali dan ini akan menjadi sangat sulit.
Dimana aku? Pikirnya.
Dia melihat sekitar ruangan kecil. Seperti sebuah gudang kecil yang kotor tapi tidak banyak barang yang sudah tidak terpakai di dalam ruangan ini, seperti meja tua yang sudah berdebu, kursi kayu tua, dan plastik-plastik kotor. Dia benci ini karena melihat kondisi di sekitarnya.
Tidak lama kemudian, seseorang membuka pintu yang tertutup rapat di depannya. Orang itu langsung tersenyum melihat Alicia yang sudah membukakan matanya. Laki-laki itu masuk sambil menutup pintu dengan rapatnya lalu berjalan mendekatinya.
“Miss Bryant yang sangat cantik.” Katanya dengan suara yang ditakuti Alicia.
Alicia benci nada bicara seperti itu, karena dahulu dia pernah disekap seperti ini oleh seorang guru yang hampir saja memperkosanya. Traumanya itu kembali muncul dan ketakutan hatinya makin merajalela.
Dia menutup matanya karena tidak mau hal yang hampir saja terjadi padanya dahulu terulang lagi. Dia tidak mau kalau sampai dipakai untuk kepuasan seorang atau beberapa laki-laki. Dia benci itu, dia benci itu.
Tiba-tiba dirasakan tangan kasar dari laki-laki menyentuh pipinya. Dibelainya pipinya itu dan diangkatnya wajahnya menatap laki-laki itu. Alicia maish menutup matanya karena takut. Diam-diam dia berdoa semoga saja Calvin bisa datang dan menyelamatkan dirinya.
Calvin? Tidak mungkin laki-laki itu akan datang menyelamatkan dirinya. Sekarang siapa dirinya di depan laki-laki yang menjadi mantan kekasihnya itu? Mereka sudah tidak memiliki hubungan apa-apa sekarang. Selain itu, Calvin sedang opnam karena kecelakaan yang terjadi padanya, tidak mungkin orang itu akan datang menyelamatkannya. Tapi hatinya terus memanggil nama itu walaupun dia tahu kalau itu tidak akan terjadi.
Sekitar setengah menit kemudian dia sudah tidak merasakan sentuhan kasar di pipinya. Dan inilah yang paling ditakutkannya. Jangan… dia seolah merintih memohon.
Jangan lakukan itu… aku mohon…
“Buka matamu, Al.” Sebuah suara dia dengar menyuruhnya untuk membuka kedua bola matanya. Suara itu lembut dan memberikan kekuatan kepadanya untuk lebih berani dengan apa yang akan dia terima. Lalu dia membuka kedua bola matanya secara perlahan-lahan.
Seorang laki-laki yang berbeda sekarang berada di hadapannya. Seorang laki-laki yang memakai topi hitam di atas kepalanya, kaos hitam dan pokoknya semuanya serba hitam. Laki-laki melepaskan topinya dan semakin jelas Alicia bisa melihat laki-laki itu. Dia adalah Calvin!
“Bagaimana mungkin?” tanyanya dengan suaranya yang pelan. Dia tengah berbicara kepada dirinya sendiri.
Mungkinkah ini sebuah keajaiban? Batinnya.
Laki-laki yang bernama Calvin tidak tinggal diam saja melihat Alicia terikat. Dia langsung melepaskan ikatan pada tangan dan kaki Alicia menggunakan pedangnya. Setelah itu dia bersiap diri untuk melakukan pelarian. Tapi dia langsung menghentikan apa yang dia lakukan karena merasa bahwa Alicia belum siap untuk pelarian. Maka dia menatap gadis itu yang masih beku.
“Hey—“ dia awalnya mencoba untuk berkata kepada Alicia tapi itu terhenti karena Alicia langsung menamparnya.
“Apa yang kau lakukan di sini, Calvin?” tanya Alicia dengan garang. “Kau seharusnya di rumah sakit, kau seharusnya dirawat di sana. Mengapa kau kemari? Mengapa kau datang untukku? Bukannya keadaanmu sedang tidak ba—“ tiba-tiba Calvin langsung menutup mulutnya lewat ciumannya.
“Apakah aku harus menutup mulut lewat seperti ini agar kau mau diam, Alicia?” kata Calvin setelah dia melepaskan ciumannya. “Kau tidak bisa diam di saat kita berada di tempat yang genting seperti ini. Seharusnya kau pikirkan kondisimu sekarang.” Kata Calvin yang berbeda dari biasanya. Nada bicara Calvin lebih tegas dan juga dewasa.
Alicia hanya diam.
“Sekarang kau lindungi aku dari belakang. Kupercayakan kepadamu.” Kata Calvin lagi sambil memberikan Alicia dua pistol dan amunisinya.
Alicia menerimanya dengan kedua tangannya.
“Kita lakukan seperti dahulu,” kata Calvin lagi kepadanya lalu tersenyum membangkit semangat Alicia. Senyuman Calvin itu sama seperti dahulu, seperti yang terakhir diingat oleh Alicia.
Alicia juga tersenyum tapi kecil dan sekilas, dia hanya merasakan canggung di hatinya sendiri karena memikirkan kondisinya sekarang. Ini bukanlah waktu untuk bersenang-senang, melainkan pelarian yang harus dilakukan jika ingin terus hidup.
Calvin yang melihat respon Alicia itu mulai berkata,
“Nikmati saja seperti dulu. Anggap saja kau masih menjadi rekan kerjaku.”
Alicia melihat keseriusan Calvin dari matanya yang serius. Tapi kemudian dia sedikit tersentak karena menyadari bahwa mata Calvin berbeda warna dari sebelum dia ingat. Warna mata itu biru laut yang indah. Sebelumnya mata Calvin berwarna hitam gelap, tidak salah lagi Alicia masih ingat mata Calvin yang berwarna hitam gelap.
Itu tidak penting! Batinnya dan segera dia menyadarkan diri.
“Baiklah, berapa gaji yang akan kau berikan kepadaku nanti?” katanya sambil memasukan dua amunisi ke dalam saku celana pendeknya. Dia mulai persiapan diri.
“Berapapun kau mau.” Jawab Calvin. “Oh ya, ini untukmu.” Katanya lagi sambil memamerkan sebuah kalung untuk Alicia.
“Langsung pakai.” Kata Calvin yang mirip dengan memerintah.
Alicia patuh memakainya. Lalu Calvin langsung mengambil posisi membuka pintu. Tangan kirinya memegang knop pintu sedangkan tangannya yang satunya mencengkeram pedangnya yang masih berada di dalam sarungnya di belakang punggungnya.
Melihat Alicia yang sudah siap di belakangnya, dia langsung membuka pintu dan keluar sambil mengkibaskan pedangnya. Dia tahu ada beberapa orang sudah bersiap di luar pintu. Dengan begitu dia mulai meluncurkan aksinya. Dia tersenyum puas akan hobinya yang sudah lama dia tidak lakukan. Sekarang dia beraksi dengan kekuatannya sesungguhnya.
Sehebat apapun Calvin, dia pasti memiliki kelemahan. Kelemahannya adalah gadis yang selalu berada di belakangnya. Tidak selalu dia bisa melindungi gadis itu di saat dia sedang dalam kondisi tidak menguntungkan. Gadis itu beberapa kali terluka karena tembakan orang-orang yang sedang mengincar mereka. Melihat itu, dia membawa gadis itu untuk bersembunyi sebentar. Katanya,
“Dengarkan aku, Al. Kita berpisah di sini.”
“Ap—“
“Aku ingin kau pergi lewat jalur yang berbeda denganku. Jika kau terus mengikutiku, kau akan seperti ini lagi.” Dia menunjuk lengan Alicia yang diperban karena luka dari serangan musuh.
“Aku baik-baik saja.”
“Tidak untuk sekarang dan nanti. Untuk menghindari itu, aku ingin kau melewati saluran fentilasi untuk keluar dari gedung ini. Lalu aku ingin kau menjauh dari tempat ini dan mencari tempat yang ramai dan aman. Sekitar lima puluh meter ke arah selatan ada sungai dan dua kilometer selanjutnya kau bisa keluar dari hutan. Dan,”—dia menunjuk sebuah kalung yang Alicia pakai—“ini adalah janjiku kepadaku. Di saat kau membutuhkanku maka aku berada di dekatmu. Seberapapun jauhnya jarak kita berdua tapi aku selalu ada di dekatmu, Al. Dan ingatlah ini bahwa aku akan selalu melindungimu. Aku ingin kau percaya akan hal itu, maka aku akan berguna untukmu.”
Dia rogoh saku celananya dan akhirnya dia temukan dua pistol yang sudah diberi peredam semuanya. Dia berikan kedua pistol baru itu kepada seorang gadis yang berada di depannya sekarang ini.
“Ini untuk jaga-jaga. Bunuh siapa saja yang menghalangi jalanmu keluar. Dan jangan pedulikan aku jika kau tidak menemukanku di hutan. Teruslah berlari dan pentingkan keselamatanmu. Dengan begitu kau membuatku tenang.” Katanya lagi.
Alicia diam, tangannya mencengkeram dua pistol yang Calvin berikan kepadanya tetapi tangan-tangan Alicia juga tidak melepaskan kedua tangan Calvin. Cengkeramannya sangat kuat sampai Calvin tidak mau melepaskannya. Karena, Alicia tidak menginginkannya pergi darinya lagi.
“Kita tidak memiliki banyak waktu, Alicia. Kita harus bergerak sekarang atau kita berdua—“
“Aku tidak keberatan jika aku harus mati denganmu. Hidupku sudah tidak ada artinya lagi tanpamu. Hidupku benar-benar hampa karena tidak ada kau di dalam kehidupanku. Semuanya itu kosong seperti selembar kertas putih yang bersih. Tidak ada coretan apapun itu. Hanya kosong. Aku tak mau hidupku seperti itu. Aku ingin kau mengisinya. Oleh sebab itu kau harus ikut bersamaku menyusuri fentilasi udara, Calvin. Aku ingin kau bersamaku, aku yakin kita, aku akan baik-baik saja. Aku janji! Kau ikut denganku ya.” Kata Alicia panjang lebar yang membuatnya mengulur waktu untuk berpikir.
“Itu keputusanku. Kita berpisah dan aku akan menemuimu di hutan. Aku janji!” Katanya dan dia langsung melepaskan cengkeraman tangan Alicia. Dia katakan itu karena dia ingin Alicia selamat. Jika dia terus mengikuti Alicia yang tidak berpikir panjang itu, pasti hal yang tidak dia inginkan terjadi. Dia hanya tidak ingin Alicia harus merasakan rasa sakit karena harus melindunginya. Itu membuatnya sakit.
Dia bangkit berdiri tanpa sepatah katapun. Tidak ada yang akan dia katakan lagi kepada gadis itu. Tidak ada. Kemudian dia mengambil satu langkah menjauh dan semakin jauh lagi. Sampai kira-kira lima meter dia berhenti. Dia menatap Alicia yang masih berada di tempat.
“Alicia, selamat ulang tahun! Doaku adalah kau dapat keluar dari tempat ini dengan selamat.” Katanya memberikan selamat kepada Alicia yang ternyata hari ini dia berulang tahun, lalu dia tersenyum.
Tidak ada banyak waktu lagi yang dimilikinya, maka dia langsung berlari menjauh dan semakin menjauh dari orang yang dicintainya. Tapi ada satu hal yang ingin dia pastikan bahwa sebenarnya dia selalu berada di dekat Alicia—lebih tepatnya di dalam hatinya. Seperti kata yang didengarnya bahwa Alicia tidak meninginkan dia pergi lagi tapi sebenarnya dia tidak pergi. Dia selalu berada di hati Alicia sampai kapanpun juga tanpa sepengetahuan gadis itu. Seperti halnya Alicia yang selalu berada di dalam hatinya. Alicia takkan pudar, Alicia abadi di dalam hatinya. Selamanya…
Walaupun jarak memisahkan mereka berdua, dia masih bisa melihat gadis itu dari jauh. Dia akan aman, batinya di dalam hatinya yang terdalam. Yang harus dia lakukan adalah percaya bahwa Alicia akan selamat sampai di rumahnya dan itu cukup membuatnya senang. Selain itu, dia juga harus memantau Alicia. Dari jarak yang cukup jauh, dia bisa melihat Alicia tapi buram. Dia memiliki kemampuan lain yang bisa mendeteksi orang di sekitarnya. Tapi karena kondisinya masih tidak bagus, maka kemampuannya tidak bisa dia gunakan secara maksimal.
Sampai pada saatnya Calvin sudah berada di luar gedung itu tapi dia dikepung oleh banyak orang yang memutarinya. Senapan berjenis mesin sudah siap untuk ditembakan ke arahnya. Calvin tidak takut akan itu. Sudah sering dia menghadapi hal ini dan untungnya dia bisa selamat sampai semuanya mati karena tebasan pedangnya.
Dia mengambil satu pedang lagi sebagai langkah awalnya. Lalu dia tersenyum sambil melempar pedang itu tanpa arah. Satu orang terkena pedang itu tepat di kepalanya dan saat itu juga, Calvin sudah berada di depannya. Calvin menari pedangnya kembali lalu mengkibaskan pedangnya untuk menangkis peluru yang sedang ditembakan kepadanya. Memanfaatkan tubuh tak bernyawa, dia juga memakai tubuh orang yang baru saja dibunuhnya sebagai tamengnya dan juga tak lupa senapan yang dipakai oleh orang itu. Calvin merasa bangga akan dirinya sendiri karena bisa menyelesaikan tantangannya baru saja. Tidak ada orang yang selamat dari tembakan Calvin. Dia memang orang yang sangat hebat dan kuat.
Tapi kelemahannya dia lupakan dan dia tidak tahu langkah mendekatinya. Seseorang berlari ke arahnya dari belakang punggungnya. Saat dia menoleh, dia terlambat. Orang yang mendekatinya itu jatuh menimpa tubuhnya tapi dia bisa bertahan berdiri. Orang itu terluka parah sambil tersenyum kepadanya. Calvin melihat itu dia langsung shock berat.
Suara senapan terdengar di pendengarannya, dan dengan emosinya dia memeluk orang itu sambil mengorbankan tubuhnya sebagai tameng. Tapi ternyata peluru-peluru itu mengenai keempat pedang yang menggantung di punggungnya. Dan saat itu juga, sekitar empat mobil sedan hitam datang. Bantuan datang kepadanya—kepada orang yang baru saja melindunginya.

“Al, jangan mati.” Katanya dengan pelan dan lemah.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cara Menonton Urutan Danganronpa Anime Series dengan Benar

Halo minna-san tachi… Di sini aku mau bahas anime yang aku tonton baru-baru ini. Sebenarnya memang sudah lama keluar tapi aku mengurungkan niat tidak menonton karena awal dari animenya membingungkan. Tapi, saat menontonnya lagi dengan cara yang benar, akhirnya aku paham alur ceritanya dan menarik perhatianku. Danganronpa 2 the animation, yang diambil dari serial game dan light novel, adalah anime keluaran tahun sekitar 2014. Itu adalah anime season 1 yang entah bagaimana ditulis 2. Aku ingat pertama kali menonton anime ini saat aku masih SMA dan aku langsung suka dengan animenya karena menurutku konflik yang diberikan cukup unik dan menantang. Bagaimana tidak? Kau terkurung di sebuah sekolah dan disuruh untuk membunuh teman-temanmu agar kau bisa lulus? Otak dalang ini emang gila bagi yang merasa kalian normal, namun di sinilah sisi menariknya. Anime ini memberikan kesan misteri yang perlu dipecahkan secara perlahan-lahan. Tidak hanya kasus pembunuhan yang terjadi, namun juga

Terkesan dengan Kata-kata

Yosh... aku mulai sekarang... (pembaca bingung?) well, akhir-akhir ini aku lebih sering nonton film, ngetik, baca, ngetik, dengerin musik sambil ngetik, dan yang paling parah adalah aku selalu ngimpiin hal yang aneh saat aku tidur. tapi apa manfaatnya? jawabnya adalah BANYAK! semuanya jika dikumpulkan jadi satu, um... jadi sebuah cerita yang indah dan tidak pernah ada.... semuanya itu sungguh luar biasa. aku selalu mendapatkan inspirasi dari satu kalimat atau lebih yang terdiri dari kata-kata yang indah. biasanya hal yang berbau romantis atau hal yang tidak pernah kudengar sebelumnya. contoh  : "Aku tahu kamu sudah memiliki seorang pangeran, tapi apakah kamu tidak memerlukan seorang kesatria?" -kutipan dari novel Vampire Diaries The Return: Midnight, Damon Salvatore to Elena Gilbert- katanya sih, dia ngomong gitu karena kisah tentang seorang ratu yang egois mencintai dua orang sekaligus, yaitu rajanya dan kesatrianya. bisa diartikan (jika kalian tahu cerita Vampire Diarie

Daftar Pemenang Festival Film Bandung

Kategori Film Terpuji 1. TANAH SURGA KATANYA 2. HABIBIE & AINUN 3. GENDING SRIWIJAYA 4. 9 SUMMERS 10 AUTUMS 5. 5 CM   ( Winner ) Kategori Pemeran Utama Pria Terpuji 1. Vino G. Bastian dalam MADRE 2. Agus Kuncoro dalam GENDING SRIWIJAYA 3.  Reza Rahadian  dalam HABIBIE & AINUN   ( Winner ) 4. Tio Pakusadewo dalam RAYYA CAHAYA DI ATAS CAHAYA 5. Adipati Dolken dalam SANG MARTIR Kategori Pemeran Utama Wanita Terpuji 1.  Julia Perez  dalam GENDING SRIWIJAYA  ( Winner ) 2.  Bunga Citra Lestari  dalam HABIBIE & AINUN 3. Lana Nitibaskara dalam AMBILKAN BULAN 4.  Acha Septriasa  dalam TEST PACK  ( Winner ) 5. Laura Basuki dalam MADRE 6. Agni Prastistha dalam CINTA TAPI BEDA Kategori Pemeran Pembantu Pria Terpuji 1. Igor Saykoji dalam 5CM 2. Fuad Idris dalam TANAH SURGA KATANYA 3. Alex Komang dalam  9 SUMMERS 10 AUTUMNS  ( Winner ) 4. Mathias Muchus dalam GENDING SRIWIJAYA 5.  Reza Rahadian  dalam PERAHU KERTAS Kategori Pemeran Pembantu Wanita Terpuji