Dari tubuhku yang terasa diombang-ambingkan, aku terbangun dengan sendiri. Pandanganku sangat buram dan kepalaku terasa sakit. Aku menutup mata lagi sambil menunggu waktu yang singkat. Seperti biasanya, aku langsung merasa normal setelah menunggu. Langit-langit baja kulihat di atasku, menggambarkan bayangan air yang bergerak. Ini bukan berada di pesawat, aku yakin itu. Jika iya, bagaimana pesawat penumpang ini berada di atas laut. Selain itu, apa ini? Aku tidur di tempat tidur? Ini benar-benar tidak masuk akal, kecuali... Oh tidak, dia sedang tidur di sampingku! Begitu tenang, begitu damai. Aku iri melihatnya bisa seperti itu di saat masalah menghadapinya. Apalagi dia, dia... sangat aku cintai. Sedih rasanya dia bisa setenang itu, tapi aku tidak dibawanya. Dia seakan pergi sendiri dan meninggalkanku, lagi. Bisakah aku tidur sedamai itu? Aku bertanya pada diriku sendiri sambil menatap laki-laki itu. Tidurnya miring menghadapku tapi tidak memelukku. Seharusnya kedua tangannya ya...