Langsung ke konten utama

piece of FADE

aku kebingungan mau posting apaan u,u tapi setidaknya ini sedikit menghibur. bagiku, sesuatu yang menyenangkan adalah sesuatu yang harusnya menghiburku. ehm... *berpikir* aku masih saja berusaha melancarkan bahasa inggrisku biar esok bisa masuk sastra inggris dan setelah itu baru berani ke sastra jepang. amiin... well, I will post something, like ehm... I think it is pieces of my story, FADE .. happy reading guys :D



Ia memang tidak percaya tapi apa yang harus ia lakukan. Hanya dia yang bersamanya dan ia tidak tahu harus percaya kepada siapa lagi selain dia, yang sekarang tidur dengan pulasnya walaupun cahaya matahari telah menyinari wajahnya yang tampan. Mimpinya membuatnya betah tidur.
Ia membuka kantong plastik belanjaan yang di beli tadi malam oleh temannya, mencari sesuatu yang enak dimakan. Ia memang sudah menghabiskan beberapa makanan kecil karena ia memang lapar dan sekarang hanya tersisa dua buah makanan kaleng. Sebenarnya isinya tidak hanya makanan kaleng itu saja, melainkan sampah-sampah yang di buang ke dalam kantong plastik itu, seperti bekas makanan ringan, botol-botol air mineral. Ia dapat menghitung berapa banyak botol air mineral itu. Hanya dua botol yang dipunya dan habis semuanya. Botol yang tersisa adalah botol bir sebanyak lima botol. Ia menggeleng-gelengkan kepalanya lalu melihat temannya yang masih tertidur. Semalam, temannya pasti mabuk setelah dia membangunkannya atau disaat perjalanan. Ia memang tidak memperhatikannya disaat ia menyetir, ia kira dia tertidur.
Ia melepaskan nafasnya lalu mencoba membangunkan temannya. Ia menggoyang-goyangkan tubuhnya dan dia tetap saja tidak bangun. Ia turun dari jip dan mengambil botol bekas. Mengambil air laut yang tidak jauh dari tempatnya sekarang hingga penuh lalu ia kembali kepada temannya dan menuangkan air itu ke kepala temannya yang sedang menguap. Tentunya temannya tersedak dan terbangun dengan sangat terkejut.
“Apa yang kau lakukan, Alicia?!”, katanya terkejut sedikit berteriak kepada Alicia.
“Harusnya aku yang menanyakan itu kepadamu.”, balas Alicia sambil membuang botol itu ke kantong plastik.
“Asin...”, desis Calvin pelan yang didengar Alicia dengan jelas. “Apa yang kau berikan kepadaku?”
“Air laut.”, jawab Alicia datar dan kesal. “Dan jelaskan aku tentang ini semua.”, terusnya sambil mengambil banyak botol bir bekas di dalam kantong plastik lalu ia berikan kepada Calvin.
“Itu, aku menemukannya berserakan di jalan.”, jawab Calvin.
“Bohong!”, bentak Alicia kepada Calvin dengan sangat kesal.
“Kau tidak tahu apa-apa, lebih baik kau diam saja.”
“Aku ingin kebenaran. Mengapa kau mabuk tadi malam? Aku tidak percaya kepadamu melakukan ini, tetapi kau sudah membuatku muak.”
“Itu bukan urusanmu, dan janganlah ikut campur.”
Alicia menarik nafasnya perlahan. Ia dan Calvin bertengkar lagi.
“Terserah padamu. Aku tidak ingin kau lakukan itu lagi. Aku tahu kau tidak seperti ini.”, kata Alicia yang mulai tenang.
“Aku mengakui kalau aku memang mabuk tadi malam. Aku melakukannya karena tidak ingin berbuat sesuatu. Aku hanya ingin minum saja.”
Alicia meliriknya tajam dan kesal.
“Lebih baik kau tidak perlu menjawabku daripada membohongiku.”, katanya sebal. “Cari air mineral yang dapat diminum. Kau memang keterlaluan membeli banyak bir dari pada air mineral.”, terusnya menyuruh Calvin.
Calvin membenarkan posisi duduknya dan melepaskan kaos putih yang baru saja ia beli itu karena basah. Ia mengambil kaos lain dan memakainya.
“Kita di pantai, Alicia?”, tanya Calvin yang menyadari dimana dirinya sekarang.
“Benar. Lebih baik kau cepat dan aku tidak ingin kita kehujanan.”, jawab Alicia.
“Cuaca cerah seperti ini, tidak akan hu...”
Calvin berhenti melihat jari Alicia menunjuk ke arah langit utara. Calvin menelan air ludahnya lalu bergegas berlari menjadi sebuah toko yang terdekat. Alicia duduk santai di atas jipnya, memandangi lautan yang luas. Angin berhembus membelai kulitnya yang putih dan rambutnya yang panjang sehingga menari-nari bebas tidak jauh dari kepalanya. Ia tersenyum kecil dan terpesona akan keindahan laut. Ombak menerjang pasir-pasir pantai yang berwarna putih dan banyak anak kecil yang sudah bermain di sana. Entah mereka bermain air atau bermain membuat istana pasir. Anak-anak itu pasti tinggalnya tidak jauh dari pantai. Tidak banyak orang yang mengawasi mereka bermain bebas di pantai. Ia memalingkan wajahnya dan terkejut karena di depannya terdapat Calvin yang menatapnya dengan sangat dekat. Ia terjatuh dari jipnya karena saking terkejutnya. Pasir putih mengotori hotpansnya dan kakinya yang putih.
“Apa yang kau lakukan?”, tanya Alicia dengan wajah memerah.
“Ini.”, jawab Calvin sambil memberikan Alicia sebuah botol air mineral dan ia menerimanya dan meminumnya.
“Terima kasih.”, kata Alicia kepada Calvin karena membantunya untuk berdiri dan atas minuman itu. Ia memberikan kembali kepada Calvin dan dia meminumnya pula hingga habis.
“Ingin bermain sebentar? Di toko itu menyewakan bikini yang mungkin cocok untukmu, Alicia.”, tawar Calvin kepada Alicia yang mendapat balasan pukulan ringan di perutnya.
“Aku ingin pergi dari sini. Asalkan kau tahu Mr. Riicon, kau telah membuatku untuk membolos sekolah lagi. Kau tahu, guru konselingku pasti akan mengintrogasiku lagi karena ia tidak percaya semua ijin yang telah diberikan.”, balas Alicia kesal. Ia menghidupkan jipnya.
“Baiklah, terserah padamu. Bisakah kau ikut denganku ke markas utama? Bisa dibilang ini penting.”
“Katakan sekarang.”
“Rumahku masih di kepung. Dan bantuan dari markas utamapun belum tiba. Kau canggung akan hal ini, bukan?”, kata Calvin lalu duduk di kursi penumpang. Ia memperlihatkan pesan dari Nico tadi malam.
“Benar. Memang aku harus membolos berapa hari?”
“Aku yang akan mengurus itu. Ayolah ke rumah orang tuaku, please.”, pinta Calvin sambil memohon.
Okey. Akan ku laksanakan, Mr. Riicon.”, jawab Alicia lalu tersenyum pahit. Ia menginjak pedal gas dan pergi dari pantai itu.
Tablet Alicia berbunyi kembali dan Calvin membukanya. Ia mendapati pesan dari markas pusat.

Dimana kau sekarang? Apakah Mr. Riicon bersamamu? Jika bersamamu sekarang, aku mohon pintalah dia untuk pulang ke rumah. Maksudku di markas utama sesegera mungkin. Kami baru saja mendapatkan kabar bahwa rumahnya sedang di serang dan kami sudah melakukan tindakan akan hal ini. Tapi sekitar kota masih dalam keadaan bahaya jika dia berada di sana. Lebih baik segeralah kemari. Lisa

Calvin melepaskan nafas lega membaca itu lalu ia membacakan kepada Alicia yang diikuti senyum manis Alicia. Ia memintanya membalasnya bahwa kami dalam perjalanan.

Kami baik-baik saja, Ma. Aku dan Alicia dalam perjalan ke sana. Ngomong-ngomong, mengapa semuanya terasa membingungkan. Nico telah mengirim bantuan ke pusat kemarin siang dan mengapa baru di terima sekarang? Aku ingin penjelasan dan bukan kebohongan. Love, Calvin.

Calvin menekan tanda kirim.
“Bagaimana? Ibumu benar-benar khawatir kepadamu.”, tanya Alicia.
“Ya begitulah. Sebaiknya cepat ke rumah.”, jawab lalu perintah Calvin kepada Alicia yang tersenyum kecil.
Roger that.”
Cuaca semakin dingin. Langit yang tadinya cerah dan sinar matahari menerangi bumi sekarang semuanya tertutup awan abu-abu yang membuat langit menjadi mendung. Alicia asik menuetir jipnya sambil memakan permen faforitnya, permen mint. Sedangkan Calvin asik bermain dengan aplikasi di tablet Alicia. Ditengah-tengah keasikan mereka masing-masing, Alicia tidak menyadari bahwa bensin jipnya sudah hampir habis sehingga jipnya berhenti di tengah jalan.
“Ada apa?”, tanya Calvin lalu mematikan tablet Alicia.
“Hehe... bensin habis. Bisa dorong sampai pom bensin terdekat?”, jawab lalu pinta Alicia diikuti tawa kecilnya.
“Kau merepotkan saja.”, jawab Calvin sambil turun dari jip.
“Siapa yang sebenarnya yang merepotkan?”, balas Alicia yang siap dengan kemudinya.
Calvin hanya tersenyum pahit. Ia memegang bemper jip Alicia lalu mendorongnya sekuat dia mampu hingga menemukan pom bensin terdekat. Tapi sejauh hampir lima ratus meter, mereka tidak menemukannya. Calvin terengah-engah kelelahan sedangkan Alicia terus tersenyum dan menyemangati Calvin. Angin dingin menyapu semua keringatnya yang keluar dari kulitnya.
“Semangat, Calvin. Aku yakin kita pasti akan menemukan pom terdekat.”, kata Alicia memberikan semangat lagi kepada Calvin.
“Kau enak, duduk dan memegang kemudi. Kau tidak mencoba mendorong jipmu yang berat ini.”, balas Calvin lalu terengah-engah.
“Kau seharusnya lebih berolah raga, otot-ototmu saja tidak tidak muncul. Aku yakin, sepulang nanti ibumu tidak akan mengenalmu karena kau bertambah besar. Ayo, Calvin semangat.”, kata Alicia lalu memberikan semangat lagi dan tersenyum.
Calvin berjalan tertatih menuju kursi penumpang di samping Alicia. Dia ingin beristirahat dahulu.
“Alicia, aku haus.”, kata Calvin.
“Jika kau berkata seperti itu, air tidak akan datang kepadamu.”, balas Alicia.
“Kau kan wanita. Kau pasti menyediakan banyak air di dadamu.”, kata Calvin sambil melirik ke arah dada Alicia yang sedikit besar,
Alicia melirik tajam ke arah Calvin. Ia mencubit pipi Calvin dengan sangat kuat hingga pandangannya berganti dengan wajah Alicia yang sangat kesal kepadanya. Ia mengangkat kedua tangannya dan meminta maaf, tetapi Alicia makin kesal kepadanya. Alicia menendang Calvin hingga jatuh dari jipnya. Alicia membentaknya untuk cari minuman sendiri dan ia tidak peduli dengannya lagi. Calvin berlari ketakutan sekuat tenaganya yang tersisa. Ia terengah-engah dan kebingungan. Segera ia mampir ke sebuah toko dan membeli tiga botol air mineral. Saat ia keluar dari toko, hujan tiba-tiba saja turun dengan derasnya. Ia berlari dengan tenaga yang tersisa ketempat dimana Alicia sekarang. Tetapi ia tidak menemukan apa-apa. Ia mencoba mencari sekitar tetapi tetap saja tidak menemukannya. Ia berlari entah kemana arahnya untuk mencari temannya dan hasilnya tetap nihil. Ia terengah-engah di tengah jalan dengan tubuh basah kuyup karena hujan-hujan. Ia melihat sekitar lagi dan tidak menemukan apa-apa. Air hujan terus membasahi dirinya dan keputusasaan muncul di hatinya. Ia bernafas pelan-pelan dan menenangkan dirinya.
Hujan tiba-tiba reda. Bukan, dia masih dapat melihat hujan di depannya tapi mengapa dirinya tidak kehujanan. Ia melihat sisi lain dan mendapati seorang gadis berdiri di dekatnya sambil membawa payung besar yang cukup besar untuk dua orang.
“Alicia.”, kata Calvin senang sambil melompat dan memeluk Alicia di depannya.
Alicia tidak dapat mempertahankan keseimbangannya sekarang, sehingga ia terjatuh bersamaan Calvin menimpa tubuhnya. Payung yang dia bawa terlepas dari tangannya sehingga ia basah kuyup. Alicia mendorong tubuh Calvin dan mereka duduk berhadap-hadapan. Calvin tersenyum senang, sedangkan Alicia masih kesal terhadapnya.
“Kau bisa lebih sopan terhadap wanita tidak? Kau menyebalkan. Jika kau lakukan lagi, kepalamu akan kubuat berlubang.”, kata Alicia kesal sambil mengambil payungnya.
“Aku minta maaf atas semua perlakukanku tadi. Dimana dirimu yang tiba-tiba saja menghilang?”
“Aku meminta orang lain untuk mendorong jipku ke pom bensin sebelah sana. Aku mencarimu setelah aku selesai dengan jipku.”, jawab Alicia sambil berdiri. Tubuhnya basah kuyup.
Calvin sekali lagi tersenyum.
“Lebih baik kita berteduh di pom bensin sekarang. Kau bisa menunggu hingga terang bukan?”, tanya Alicia kepada Calvin yang sudah berdiri di depannya.

Calvin menganggukan kepala dan mereka berjalan berduaan dengan satu payung besar yang dibawa Alicia. Tubuh mereka sudah basah dan percuma memakai payung. Alicia melipat payung itu lalu berlari yang diikuti Calvin dibelakangnya. Mereka seperti anak kecil. Bermain hujan dengan hujan dan saling mencipratkan air hujan satu sama lain. Mereka tertawa dan bersenang-senang bersama. Hujan semakin deras dan mereka makin asik dengan mainan mereka.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cara Menonton Urutan Danganronpa Anime Series dengan Benar

Halo minna-san tachi… Di sini aku mau bahas anime yang aku tonton baru-baru ini. Sebenarnya memang sudah lama keluar tapi aku mengurungkan niat tidak menonton karena awal dari animenya membingungkan. Tapi, saat menontonnya lagi dengan cara yang benar, akhirnya aku paham alur ceritanya dan menarik perhatianku. Danganronpa 2 the animation, yang diambil dari serial game dan light novel, adalah anime keluaran tahun sekitar 2014. Itu adalah anime season 1 yang entah bagaimana ditulis 2. Aku ingat pertama kali menonton anime ini saat aku masih SMA dan aku langsung suka dengan animenya karena menurutku konflik yang diberikan cukup unik dan menantang. Bagaimana tidak? Kau terkurung di sebuah sekolah dan disuruh untuk membunuh teman-temanmu agar kau bisa lulus? Otak dalang ini emang gila bagi yang merasa kalian normal, namun di sinilah sisi menariknya. Anime ini memberikan kesan misteri yang perlu dipecahkan secara perlahan-lahan. Tidak hanya kasus pembunuhan yang terjadi, namun juga ...

Terkesan dengan Kata-kata

Yosh... aku mulai sekarang... (pembaca bingung?) well, akhir-akhir ini aku lebih sering nonton film, ngetik, baca, ngetik, dengerin musik sambil ngetik, dan yang paling parah adalah aku selalu ngimpiin hal yang aneh saat aku tidur. tapi apa manfaatnya? jawabnya adalah BANYAK! semuanya jika dikumpulkan jadi satu, um... jadi sebuah cerita yang indah dan tidak pernah ada.... semuanya itu sungguh luar biasa. aku selalu mendapatkan inspirasi dari satu kalimat atau lebih yang terdiri dari kata-kata yang indah. biasanya hal yang berbau romantis atau hal yang tidak pernah kudengar sebelumnya. contoh  : "Aku tahu kamu sudah memiliki seorang pangeran, tapi apakah kamu tidak memerlukan seorang kesatria?" -kutipan dari novel Vampire Diaries The Return: Midnight, Damon Salvatore to Elena Gilbert- katanya sih, dia ngomong gitu karena kisah tentang seorang ratu yang egois mencintai dua orang sekaligus, yaitu rajanya dan kesatrianya. bisa diartikan (jika kalian tahu cerita Vampire Diarie...

Daftar Pemenang Festival Film Bandung

Kategori Film Terpuji 1. TANAH SURGA KATANYA 2. HABIBIE & AINUN 3. GENDING SRIWIJAYA 4. 9 SUMMERS 10 AUTUMS 5. 5 CM   ( Winner ) Kategori Pemeran Utama Pria Terpuji 1. Vino G. Bastian dalam MADRE 2. Agus Kuncoro dalam GENDING SRIWIJAYA 3.  Reza Rahadian  dalam HABIBIE & AINUN   ( Winner ) 4. Tio Pakusadewo dalam RAYYA CAHAYA DI ATAS CAHAYA 5. Adipati Dolken dalam SANG MARTIR Kategori Pemeran Utama Wanita Terpuji 1.  Julia Perez  dalam GENDING SRIWIJAYA  ( Winner ) 2.  Bunga Citra Lestari  dalam HABIBIE & AINUN 3. Lana Nitibaskara dalam AMBILKAN BULAN 4.  Acha Septriasa  dalam TEST PACK  ( Winner ) 5. Laura Basuki dalam MADRE 6. Agni Prastistha dalam CINTA TAPI BEDA Kategori Pemeran Pembantu Pria Terpuji 1. Igor Saykoji dalam 5CM 2. Fuad Idris dalam TANAH SURGA KATANYA 3. Alex Komang dalam  9 SUMMERS 10 AUTUMNS  ( Winner ) 4. Mathias Muchus dalam GENDING SRIWIJAYA 5.  Reza ...